Kamis, 28 Mei 2009

GLOBAL WARMING

Gambaran umum dampak dari global warming

Para ilmuwan yang telah lama bergelut dalam meneliti perubahan iklim di bumi mengatakan bahwa iklim bisa berubah dengan sendirinya dikarenakan oleh kandungan gas yang berada dipermukaan atmosfer atau biasa disebut juga dengan “gas rumah kaca” yang berperan besar dalam mempengaruhi iklim di bumi.
Sebenarnya yang dikenal sebagai “gas rumah kaca”, adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka bumi ini.

Kita semua tahu bersama tentang permasalahan yang dialami oleh bumi yang sedang marak diperbincangkan, akrab dipanggil oleh masyarakat dunia dengan sebutan global warming. IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) melaporkan penelitiannya bahwa suhu bumi saat ini mencapai 0,15 - 0,30 C. Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisan es di kutub-kutub bumi akan habis mencair. Dan jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi krisis kekurangan air tawar, sehingga kelaparan pun akan meluas di seantero jagat.
Udara akan sangat panas, jutaan orang akan saling memperebut bahan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Udara segar pun menjadi asing untuk dihirup, nafas tersengal oleh asap dan debu. Rumah-rumah yang didirikan dipesisir pantai terhempas kencangnya ombak dan semakin lama terendam air laut. Luapan air laut makin lama semakin meluas, sehingga akhirnya menelan seluruh pulau tempat kita berpijak. Harta benda yang kita anggap berharga pun akan ikut lenyap, begitu pula dengan nyawa manusia.
Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalah mengerikan. Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm. Jika suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, pada tahun 2050 daerah-daerah di Jakarta (seperti : Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing) dan Bekasi (seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya) akan terendam seluruhnya.
Kita semua sudah mengetahuinya, dan sebagian orang tetap mencoba untuk memberitahukan bahwa kejadian ini benar-benar akan terjadi pada bumi, ironisnya kesadaran yang timbul dibenak masyarakat masih belum juga tumbuh secara keseluruhan termasuk juga rasa kepedulian mereka terhadapa lingkungannya. Mungkin saja karena mereka saat ini masih merasa nyaman dengan keadaan sekarang, padahal belum tentu kita bisa menikmatinya kembali seperti sekarang ini.
Lalu bagaimana perkiraan tentang keadaan bumi ini untuk jangka waktu kedepannya jika kebiasaan-kebiasaan yang dapat meruntuhkan tempat berlangsungnya kehidupan para mahluk hidup ini terus kita pelihara tanpa ada rasa kesadaran bahwa pada akhirnya akan berdampak pada diri kita sendiri?
Akankah kita menghentikan mimpi buruk yang akan terjadi dihari esok itu? Kita bisa meminimalisir terjadinya perkembangan dari efek global warming tersebut dengan memulai dari hal yang terkecil terlebih dahulu seperti :
1. Menggunakan aliran listrik seperlunya, jika memang penggunaan listrik sudah tidak diperlukan lagi lebih segera dimatikan. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan bakar fosil penyumbang besar emisi.
2. Mengganti bola lampu menjadi berjenis CFL dan disesuaikan dengan daya listrik. Pemakaian bola lampu berjenis ini dapat menghemat penggunaan listrik.
3. Membersihkan bola lampu, karena debu bisa mengurangi tingkat pencahayaan hingga 5%.
4. Jika terpaksa memakai pendingin ruangan atau AC (Air Conditioner). Sebelumnya pastikan pintu dan jendela dalam keadaan tertutup pada saat pendingin ruangan dinyalakan.
5. Mengatur penggunaan alat elektronik menggunakan fasilitas timer, seperti untuk AC, microwave, oven, magic jar, dan lain sebagainya.
6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
7. Mulailah mencoba dalam menanam pohon atau tanaman disekitar lingkungan.
8. Mengeringkan pakaian diluar rumah agar terkena hembusan angin dan sorotan panas matahari, karena itu lebih baik daripada menggunakan mesin (dryer) yang dapat mengeluarkan emisi karbon dalam jumlah yang cukup banyak.
9. Pergunakan kendaraan umum untuk mengurangi polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan-kendaraan bermotor.
10. Menghemat penggunaan kertas, karena proses pembuatan kertas membutuhkan biaya yang cukup besar, ditambah lagi bahan dasar sehingga bisa terbentuknya kertas berasal dari kayu yang dimiliki oleh pepohohonan.
11. Say no to plastic. Hampir semua sampah-sampah yang berasal dari plastik menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Kita juga dapat mengumpulkannya dan mendaur ulang kembali sampah-sampah plastik yang telah dikumpulkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar